Pengendalian Hama Wereng Coklat Pada Padi Sawah
Nabil Zaydan - Hama wereng coklat, yang juga dikenal dengan nama ilmiah Nilaparvata lugens, adalah serangga kecil yang menjadi salah satu hama utama dalam pertanian, terutama pada tanaman padi. Hama ini memiliki bentuk tubuh yang kecil dan berwarna coklat mengkilap.
Hama serangga ini merusak tanaman dengan cara mengisap cairan pada daun padi. Wereng coklat dapat mengakibatkan daun menjadi kuning dan kering, serta mengurangi produktivitas dan kualitas hasil panen padi.
Upaya pengendalian hama ini meliputi penggunaan pestisida, pemilihan varietas padi tahan wereng, jarak tanam yang sesuai, dan teknik budidaya yang baik.
Karakteristik Wereng Coklat
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) memiliki beberapa karakteristik yang dapat dikenali. Berikut adalah penjelasan mengenai karakteristik hama tersebut:
- Ukuran tubuh: Memiliki tubuh yang kecil, dengan panjang sekitar 3-4 mm. Mereka tergolong dalam serangga berukuran kecil.
- Warna tubuh: Tubuhnya berwarna coklat kehitaman. Bagian permukaan tubuhnya memiliki kilauan yang khas.
- Bentuk tubuh: Memiliki tubuh yang pipih dan memanjang. Bagian kepala dan dada tergabung menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai kepala-dada.
- Sayap: Memiliki sepasang sayap yang memiliki vena-vena yang terlihat jelas. Sayap depannya lebih tebal dan cukup keras, sedangkan sayap belakangnya lebih tipis dan transparan.
- Alat penusuk dan penghisap: Memiliki stigma di bagian belakang kepala-dada yang berfungsi sebagai alat penusuk dan penghisap. Dengan alat ini, mereka menghisap cairan tanaman.
- Perilaku dan penyebaran: Umumnya hidup dan berkembang biak di daerah yang lembab, seperti daerah berair di sekitar tanaman padi. Mereka dapat bergerak melalui penerbangan yang cukup jauh untuk mencari sumber pakan baru.
Siklus Hidup Wereng Coklat
Siklus hidup terdiri dari empat tahap utama, yaitu telur, nimfa, pupa, dan dewasa. Dalam tahap telur, betina akan mengeluarkan telur pada bagian tanaman padi yang terendam air atau basah. Telur berbentuk lonjong dan berwarna putih. Dalam rentang waktu 7-11 hari, telur akan menetas dan berkembang menjadi nimfa.
Nimfa merupakan tahap berikutnya dalam siklus hidup hama ini. Nimfa akan melewati beberapa pergantian kulit atau instar. Selama ini, mereka akan aktif menghisap cairan tanaman padi untuk mendukung pertumbuhan. Setiap instar memiliki perbedaan ukuran dan penampilan, meskipun secara umum berwarna hijau kekuningan.
Proses nimfa ini sendiri terdiri dari 4 tahap yaitu nimfa 1 menuju nimfa ke 2 berproses selama 1-4 hari, dari nimfa 2 ke nimfa 3 berproses dalam 1-4 hari juga, dari nimfa 3 ke nimfa 4 berkembang dalam 1-2 hari dan yang terakhir nimfa 4 ke nimfa 5 berproses selama 2-3 hari (Pupa).
Ketika mencapai tahap terakhir nimfa, wereng coklat akan memasuki tahap pupa. Pada tahap ini, serangga mengalami perubahan internal yang melibatkan proses metamorfosis secara morfologis. Walaupun pupa tidak aktif atau bergerak, mereka mempersiapkan diri untuk menjadi serangga dewasa.
Pada akhirnya, serangga dewasa akan muncul dari pupa. Serangga dewasa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan sepasang sayap yang berkembang penuh. Mereka akan terbang ke habitat baru untuk mencari pasangan dan melakukan perkawinan. Betina dewasa akan meletakkan telur pada tanaman padi untuk memulai siklus hidup berikutnya. Siklus Pupa menuju wereng dewasa ini berlangsung selama 2-4 hari.
Gejala Serangan
Serangan hama wereng pada tanaman padi membawa dampak yang signifikan dan dapat terlihat melalui beberapa gejala khas. Pemahaman yang mendalam tentang gejala ini menjadi penting agar petani dapat mengidentifikasi serangannya dengan tepat. Berikut adalah penjelasan mengenai gejala serangan hama wereng pada tanaman padi:
- Menimbulkan gangguan pada tanaman: Serangan wereng coklat dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Akibatnya, tanaman bisa terlihat kurang vital dan lebih pendek dibandingkan dengan tanaman yang tidak terinfeksi. Hal ini dapat mengurangi hasil panen yang dihasilkan.
- Kebusukan akar: Selain merusak daun, Hama ini juga bisa merusak sistem akar tanaman padi. Mereka menyebabkan kerusakan pada akar melalui aktivitas pengisapan cairan pada akar. Akibatnya, akar mengalami pembusukan dan gangguan dalam penyerapan air dan nutrisi.
- Penurunan produksi dan kualitas tanaman: Wereng coklat dapat mengurangi produktivitas tanaman padi dengan menghisap sari tanaman. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan berat bulir dan jumlah gabah yang dihasilkan. Serangan yang parah juga dapat mempengaruhi kualitas bulir padi, seperti bentuk yang tidak normal dan ukuran yang lebih kecil.
- Penyebaran penyakit: Wereng coklat juga memiliki peran dalam penyebaran penyakit pada tanaman padi, seperti tungro dan hawar daun bakteri. Ketika serangga menginfeksi tanaman dengan virus atau bakteri, penyakit dapat menyebar dengan cepat dalam populasi tanaman padi.
Cara Mengendalikan Hama Wereng Coklat
Untuk mengendalikan hama Nilaparvata lugens ini secara efektif, Kamu bisa melakukan langkah-langkah berikut:
- Penggunaan varietas padi tahan terhadap serangan hama: Pilih varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap serangan wereng coklat. Beberapa varietas padi tersedia yang memiliki sifat tahan terhadap hama ini, seperti IR64, Ciherang, atau Cisadane. Pilih varietas yang telah terbukti efektif dalam mengurangi serangan wereng coklat di lahan sawahmu.
- Pengendalian secara biologis: Selain mengandalkan pestisida kimia, ada beberapa metode pengendalian biologis yang dapat digunakan. Salah satunya adalah memperkenalkan musuh alaminya ke lahan pertanian. Predator seperti kepik, belalang, dan laba-laba dapat membantu mengendalikan populasinya. Selain itu, penggunaan jamur Metarhizium anisopliae juga efektif dalam mengendalikan serangan hama satu ini.
- Penggunaan umpan tereduksi insektisida (STI): Metode STI menggunakan umpan yang mengandung insektisida dalam jumlah kecil. Umpan ini menarik wereng dewasa untuk mengonsumsinya, dan insektisida yang terkandung dalam umpan tersebut akan membunuh hama ini. Misalnya, umpan ini dapat berupa butiran atau granul kecil yang ditempatkan di sekitar tanaman padi yang berpotensi diserang oleh hama, Metode ini lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan insektisida secara langsung.
- Pengendalian termal: Wereng coklat rentan terhadap suhu yang tinggi. Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan memanfaatkan suhu tinggi dari matahari pada kantung plastik transparan. sinar matahari yang terpapar diplastik akan meningkatkan efek rumah kaca dan meningkat suhu disekitar tanaman. Metode ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis.
- Penerapan metode sanitasi: Kebersihan lahan pertanian memiliki peran yang penting dalam proses pengendalian. Salah satunya adalah dengan menyingkirkan sisa-sisa panen dan membersihkan gulma yang bisa menjadi tempat berkembang biak hama ini. Tindakan sanitasi ini dapat membantu mengurangi populasi hama dan mencegah serangan pada tanaman padi yang baru ditanam. Pastikan untuk membuang tanaman yang terinfeksi dengan benar agar tidak menjadi sumber masalah yang berkelanjutan.
Penggunaan Pestisida dan Insektisida
Langkah terakhir dalam mengendalikan serangan hama wereng coklat adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida atau insektisida. Namun, sangat penting untuk mengikuti beberapa petunjuk yang diberikan agar penggunaan pestisida dilakukan dengan efektif dan benar.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jika menggunakan pestisida dari merek yang berbeda, gunakan secara bergantian.
- Pastikan untuk tidak melebihi dosis yang tertulis pada kemasan saat menggunakan pestisida.
- Lakukan penyemprotan pestisida ketika serangan hama sudah melampaui ambang batas, tepatnya ketika terdapat 10 wereng dalam satu daun.
- Pastikan semua bagian tanaman terkena semprotan pestisida.
- Penyemprotan harus dilakukan sesuai dengan siklus hidup hama, sekitar 20 hari.
- Jika berbentuk bubuk, maka kamu bisa taburkan juga psetisida pada tanah karena mungkin terdapat banyak pupa hama yang jatuh di sekitar tanaman.
Posting Komentar