Cara Mengatasi Penyakit Pada Kambing dan Cara Pencegahannya
Cara Mengatasi Penyakit Pada Kambing - Kambing adalah salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di Indonesia. Kambing memiliki banyak manfaat, seperti daging, susu, kulit, dan kotoran yang dapat dijadikan pupuk. Namun, kambing juga rentan terkena berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatannya.
Penyakit kambing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti virus, bakteri, jamur, parasit, nutrisi, lingkungan, dan genetik. Penyakit kambing dapat menimbulkan gejala-gejala seperti demam, batuk, pilek, diare, kurus, lemah, lesu, nafsu makan menurun, mata berair, luka-luka, bengkak-bengkak, dan lain-lain.
Penyakit kambing yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kematian atau penurunan produktivitas ternak. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk mengetahui cara mengatasi penyakit kambing yang sering terjadi dan pencegahannya. Berikut adalah beberapa penyakit kambing yang sering terjadi dan cara mengatasinya:
Anthrax
Anthrax adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan lama di tanah dan dapat masuk ke tubuh kambing melalui luka atau makanan yang terkontaminasi. Anthrax dapat menyerang berbagai organ tubuh kambing dan menyebabkan gejala-gejala seperti demam tinggi, lemas, nafas pendek, perdarahan dari mulut, hidung, anus, atau vagina, pembengkakan di leher atau dada, kulit memar atau berdarah.
Cara mengatasi anthrax adalah dengan memberikan antibiotik sesuai dengan resep dokter hewan. Antibiotik yang biasa digunakan adalah penisilin atau tetrasiklin. Selain itu,
peternak harus segera mengubur atau membakar bangkai kambing yang mati karena anthrax dengan hati-hati agar tidak menyebar ke lingkungan.
Cara mencegah anthrax adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan makanan kambing. Peternak juga harus memberikan vaksin anthrax kepada kambing setiap tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.
Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var caprae. Tungau ini dapat menembus kulit kambing dan menyebabkan iritasi, gatal-gatal, keropeng, rontok bulu, dan infeksi sekunder. Scabies dapat menular antara kambing melalui kontak langsung atau peralatan yang terkontaminasi.
Cara mengatasi scabies adalah dengan memberikan obat-obatan anti-parasit sesuai dengan resep dokter hewan. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah ivermektin atau doramektin. Selain itu, peternak harus membersihkan dan mendisinfeksi kandang dan peralatan yang digunakan untuk merawat kambing.
Cara mencegah scabies adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan kulit kambing. Peternak juga harus memisahkan kambing yang sakit dari yang sehat untuk menghindari penularan.
Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada ambing atau susu kambing yang disebabkan oleh bakteri seperti Staphylococcus, Streptococcus, atau Escherichia coli. Bakteri ini dapat masuk ke ambing melalui luka, puting yang pecah, atau alat perah yang kotor. Mastitis dapat menyebabkan gejala-gejala seperti ambing bengkak, merah, panas, nyeri, susu berubah warna, bau, atau mengandung nanah.
Cara mengatasi mastitis adalah dengan memberikan antibiotik sesuai dengan resep dokter hewan. Antibiotik yang biasa digunakan adalah amoksisilin atau gentamisin. Selain itu, peternak harus memerah susu kambing yang sakit secara teratur dan membuang susunya agar tidak dikonsumsi.
Cara mencegah mastitis adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan ambing kambing. Peternak juga harus membersihkan dan mendisinfeksi alat perah sebelum dan sesudah digunakan. Peternak juga harus memisahkan kambing yang sakit dari yang sehat untuk menghindari penularan.
Cacingan
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit di saluran pencernaan kambing. Cacing parasit dapat masuk ke tubuh kambing melalui makanan atau air yang terkontaminasi telur atau larva cacing. Cacingan dapat menyebabkan gejala-gejala seperti diare, kurus, lemah, lesu, nafsu makan menurun, anemia, bengkak di perut atau leher.
Cara mengatasi cacingan adalah dengan memberikan obat-obatan anti-cacing sesuai dengan resep dokter hewan. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah albendazol atau fenbendazol. Selain itu, peternak harus membersihkan dan mendisinfeksi kandang dan tempat minum kambing.
Cara mencegah cacingan adalah dengan menjaga kebersihan dan nutrisi kambing. Peternak juga harus melakukan rotasi padang rumput untuk mengurangi jumlah cacing di tanah. Peternak juga harus memeriksa tinja kambing secara rutin untuk mendeteksi adanya cacing.
Baca Juga | Budidaya Kambing Boer: Panduan Lengkap untuk Pemula
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru kambing yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Penyebab pneumonia dapat masuk ke paru-paru kambing melalui udara yang tercemar atau kontak dengan hewan yang sakit. Pneumonia dapat menyebabkan gejala-gejala seperti batuk, pilek, demam, nafas cepat atau berbunyi, kebiruan pada bibir atau lidah.
Cara mengatasi pneumonia adalah dengan memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter hewan. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah antibiotik untuk bakteri, antiviral untuk virus, atau antijamur untuk jamur. Selain itu, peternak harus memberikan oksigen dan cairan tambahan kepada kambing yang sakit.
Cara mencegah pneumonia adalah dengan menjaga kebersihan dan ventilasi kandang. Peternak juga harus memberikan vaksin pneumonia kepada kambing setiap tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya. Peternak juga harus memisahkan kambing yang sakit dari yang sehat untuk menghindari penularan.
Kesimpulan
Kambing adalah ternak yang bermanfaat tetapi juga mudah terserang penyakit. Penyakit kambing dapat berdampak negatif pada kualitas dan kuantitas produk ternak. Oleh karena itu,
peternak harus mengetahui penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan penyakit kambing yang sering terjadi. Beberapa contoh penyakit kambing yang sering terjadi adalah anthrax, scabies,
mastitis, cacingan, dan pneumonia. Untuk mengatasinya, peternak harus memberikan obat-obatan yang sesuai dengan anjuran dokter hewan. Untuk mencegahnya, peternak harus menjaga kebersihan, nutrisi, vaksinasi, dan isolasi kambing yang sakit.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa perbedaan antara penyakit kambing yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur?
Penyakit kambing yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur memiliki perbedaan dalam hal penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan. Penyakit kambing yang disebabkan oleh virus biasanya menular melalui udara atau kontak dengan hewan yang sakit. Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa demam, batuk, pilek, nafas cepat atau berbunyi, dan kebiruan pada bibir atau lidah.
Penyakit kambing yang disebabkan oleh bakteri biasanya menular melalui luka atau makanan yang terkontaminasi. Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa demam tinggi, lemas, nafas pendek, perdarahan dari mulut, hidung, anus, atau vagina, pembengkakan di leher atau dada, kulit memar atau berdarah, ambing bengkak, merah, panas, nyeri, susu berubah warna, bau, atau mengandung nanah.
Penyakit kambing yang disebabkan oleh jamur biasanya menular melalui udara atau kontak dengan hewan yang sakit. Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa batuk, pilek, demam, nafas cepat atau berbunyi, kulit bersisik, bercak putih, atau rontok bulu.
Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kambing?
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kambing adalah sebagai berikut:
- Kondisi lingkungan yang kurang bersih, lembab, pengap, atau tercemar.
- Kondisi nutrisi yang kurang baik, seperti pakan yang tidak berkualitas, tidak bergizi, tidak cukup,
- atau terkontaminasi.
- Kondisi genetik yang lemah atau tidak sesuai dengan rasnya.
- Kondisi stres akibat perubahan cuaca, transportasi, pemisahan dari induk, atau perlakuan kasar.
- Kondisi imunitas yang rendah akibat kurangnya vaksinasi, infeksi kronis, atau penggunaan obat-obatan secara sembarangan.
Bagaimana cara mengetahui jumlah dan jenis cacing parasit pada kambing?
Cara mengetahui jumlah dan jenis cacing parasit pada kambing adalah dengan melakukan pemeriksaan tinja secara laboratorium. Pemeriksaan tinja dapat dilakukan dengan mengambil sampel tinja dari beberapa ekor kambing secara acak. Sampel tinja kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis menggunakan mikroskop. Hasil analisis akan menunjukkan jumlah telur cacing per gram tinja (EPG) dan jenis cacing parasit yang menginfeksi kambing.
Posting Komentar